Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/duniadiet/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Tim FIK UI Hadapi Berbagai Rintangan Saat Melakukan Pengabdian Masyarakat di Suku Badui
Majalah Dunia Diet & Berita Kesehatan
Berita  

Tim FIK UI Hadapi Berbagai Rintangan Saat Melakukan Pengabdian Masyarakat di Suku Badui

"Perjalanan Tim FIK UI di Suku Badui: Menghadapi Rintangan demi Pengabdian Masyarakat"

DuniaDiet.com – Dosen dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) telah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari tridarma perguruan tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap dosen.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh tim dari Departemen Keperawatan Anak dan Keperawatan Maternitas FIK UI, yang dilaksanakan di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten. Tim ini dipimpin oleh Ketua tim pengabdian masyarakat, Dessie Wanda, S.Kp., MN., Ph.D. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan literasi kesehatan yang sensitif terhadap budaya.

Selama kegiatan pengabdian masyarakat, tim pengmas menemukan tiga permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan anak, yaitu pernikahan remaja, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), dan rendahnya cakupan imunisasi. Di Suku Badui, umumnya para remaja sudah menikah di usia 14 sampai dengan 17 tahun untuk perempuan. Hal ini dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelahiran prematur.

Aturan adat yang telah ada dipertahankan secara turun-temurun, salah satunya adalah menikahkan anak sesegera mungkin. Namun, tim pengmas menemukan bahwa pemberian MPASI di Suku Badui masih belum sesuai dengan anjuran yang seharusnya. Sebagian ibu balita mengatakan bahwa mereka memberikan makanan pendamping saat anak berusia 1 bulan, seperti pisang. Namun, kebiasaan memberikan makanan seperti bubur instan, biskuit yang dilumatkan, atau campuran biskuit dan pisang masih sering dilakukan.

Sementara itu, rendahnya cakupan imunisasi juga menjadi masalah di Suku Badui. Penduduk setempat, khususnya ibu yang memiliki balita, khawatir anaknya akan sakit atau demam setelah diimunisasi. Oleh karena itu, pemberian imunisasi dilakukan oleh bidan yang menyusuri dan menyisir balita ke rumah mereka.

Kedatangan tim pengmas FIK UI ini bertepatan dengan pekan pemberian vaksinasi polio dan vitamin A. Namun, rendahnya literasi menyebabkan pemahaman masyarakat terhadap informasi kesehatan masih kurang. Tim pengmas juga menghadapi tantangan dalam berkomunikasi dengan penduduk setempat karena bahasa yang digunakan adalah Sunda Banten yang berbeda dengan bahasa Sunda yang biasa digunakan oleh anggota tim.

Penduduk setempat juga menghadapi kendala dalam mencari informasi kesehatan secara mandiri, baik itu karena akses yang sulit maupun kurangnya literasi. Oleh karena itu, tim pengmas FIK UI berusaha untuk berkomunikasi dan memberikan edukasi dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh penduduk setempat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *