DuniaDiet.com – Jakarta – Gangguan jantung merupakan penyakit urutan kedua penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan 95,68 kasus per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung. Saat ini, redaksi DuniaDiet.com menemukan inovasi baru yang dapat menjadi alternatif penanganan yang lebih aman, nyaman, dan efisien bagi pasien yang memerlukan operasi jantung, yaitu bedah jantung minimal invasif.
Menurut Spesialis Bedah Toraks dan Kardiak Vaskular, Subspesialis Bedah Jantung Dewasa dari Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD, prosedur bedah ini menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan kecil di tubuh. Bedah jantung minimal invasif ini belum banyak dilakukan di Indonesia, namun dirancang khusus untuk memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi.
“Teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, nyeri pascaoperasi, dan mempercepat waktu pemulihan. Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih efisien dan mendukung pasien untuk kembali bekerja lebih cepat,” jelas dr. Wirya.
Lebih lanjut, dr. Wirya juga menjelaskan bahwa prosedur ini memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam dan dilakukan dengan membuat satu atau lebih sayatan kecil di sisi dada pasien. Selama operasi, ahli bedah menggunakan instrumen khusus yang lebih panjang dan mengarahkannya di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung pasien. Setelah operasi selesai, sayatan akan ditutup dengan jahitan.
“Dengan teknik bedah yang lebih canggih ini, pasien tidak hanya mendapatkan hasil operasi yang memuaskan, tetapi juga dapat segera kembali beraktivitas normal,” tambah Direktur Bethsaida Hospital dr. Pitono. Proses pemulihan yang lebih cepat juga memungkinkan pasien untuk kembali ke kehidupan sehari-hari tanpa harus khawatir tentang komplikasi jangka panjang. Dengan demikian, bedah jantung minimal invasif dapat menjadi solusi yang lebih baik bagi pasien yang membutuhkan operasi jantung.