Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/duniadiet/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Anak-anak mulai menurunkan asupan gula yang berlebihan, ini dia caranya!
Majalah Dunia Diet & Berita Kesehatan
Berita  

Anak-anak mulai menurunkan asupan gula yang berlebihan, ini dia caranya!

Cara Anak-anak Mengurangi Konsumsi Gula Berlebihan, Simak Yuk!

DuniaDiet.com – Guru besar bidang gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, mengungkapkan bahwa pengurangan konsumsi makanan dan minuman manis pada anak perlu dilakukan secara bertahap.

“Pengurangan konsumsi gula tentu harus dilakukan secara bertahap,” ujar Prof. Ali saat dihubungi redaksi DuniaDiet.com dari Jakarta pada hari Senin.

Ia juga menambahkan bahwa anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat mengalami tantrum jika asupan gula mereka dikurangi secara drastis.

Karena gula dapat mempengaruhi tingkat energi dan suasana hati anak, Prof. Ali menekankan bahwa penurunan asupan secara mendadak dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman, membuat anak gelisah, dan mudah marah.

Untuk itu, ia menyarankan agar pengurangan gula dilakukan secara bertahap agar anak dapat beradaptasi dengan baik dan tidak mengalami stres berlebihan.

Selain itu, Prof. Ali juga menyarankan para orang tua untuk mengurangi takaran gula pada minuman anak secara perlahan-lahan serta memilih produk yang rendah gula saat membeli minuman dalam kemasan.

“Jika orang tua yang membuat minuman manis, maka dapat mengurangi takaran gula pada minuman anak. Namun, jika membeli minuman dalam kemasan, sebaiknya memilih yang memiliki kandungan gula yang lebih rendah,” katanya.

Prof. Ali juga menekankan bahwa kebiasaan orang tua, terutama ibu, dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat mempengaruhi pola konsumsi gula anak.

Untuk itu, ia menyarankan agar para orang tua meningkatkan pengetahuan tentang gizi dan menjadi contoh yang baik dalam menerapkan pola makan sehat di rumah.

“Edukasi gizi di tingkat rumah tangga sangat penting, dan ibu merupakan panutan utama bagi anak sehingga disarankan untuk memiliki pengetahuan tentang gizi yang baik,” ujar Prof. Ali.

Ia juga menambahkan bahwa konsumsi gula yang normal bagi anak usia sekolah adalah sekitar 25 gram per hari.

“Konsumsi gula yang proporsional bagi anak usia sekolah adalah sekitar 25 gram per hari. Orang dapat melihat jumlah gula yang dibeli setiap bulan di rumah dan membaginya dengan jumlah anggota keluarga. Untuk makanan kemasan, dapat dilihat pada label gizi,” jelasnya.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jumlah anak usia 12-18 tahun yang menderita diabetes tipe 1 cenderung meningkat sebesar 70 persen dari tahun 2010 hingga 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *