Duniadiet.com – Ibukota –
Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang mana penting untuk kemampuan fisik secara keseluruhan, dan juga penting untuk dipertimbangkan pada waktu memutuskan berapa berbagai karbohidrat yang dimaksud akan dikonsumsi.
Ditulis laman Popsugar, Selasa (29/10), menurut ahli gizi Seema Shah, karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh, yang memberi tenaga bagi segala hal mulai dari otak hingga otot, ketika tubuh memecahnya menjadi glukosa (gula), itu dapat digunakan sel-sel tubuh sebagai energi segera atau disimpan untuk digunakan nanti
Ini mencakup segala hal mulai dari tidur yang mana tambahan baik hingga kebugaran mental dan juga usus yang dimaksud lebih lanjut baik hingga peningkatan kinerja olahraga hingga hormon yang mana seimbang.
“Asupan karbohidrat sangat penting untuk kebugaran tiroid, seks, leptin, insulin, juga kadar hormon stres, dan juga kualitas tidur serta produksi serotonin," jelasnya.
Shah menyarankan agar mengonsumsi sekitar 40 hingga 50 persen kalori harian dia dari karbohidrat, atau sekitar 200 hingga 250 gram berdasarkan diet 2000 kalori.
Sebagai referensi, satu cangkir beras merah mengandung 45 gram, satu cangkir gandum mengandung 27 gram, dan juga satu cangkir quinoa mengandung 39 gram.
Meskipun demikian, berbagai orang mungkin saja perlu mengonsumsi lebih besar sejumlah atau lebih banyak sedikit dari kisaran rata-rata ini dikarenakan berbagai alasan, termasuk mengurus kondisi seperti PCOS atau penyakit gula tipe 2, atau jikalau merekan sedang pulih dari gangguan makan, jelas Shah.
“Wanita yang digunakan sedang menstruasi membutuhkan asupan karbohidrat yang digunakan cukup untuk menggalang produksi kemudian keseimbangan hormon seks yang mana sehat," jelasnya.
Ia juga mencatatkan bahwa Anda akan membutuhkan lebih besar sejumlah kalori dan juga karbohidrat jikalau Anda hamil untuk mengupayakan peningkatan pengeluaran energi dan juga keinginan bayi Anda yang tersebut sedang tumbuh.
Sementara di area sisi lain diet rendah karbohidrat kemungkinan besar tidaklah cocok untuk sebagian orang. Diet rendah karbohidrat dapat berbahaya di jangka panjang bagi wanita dan juga atlet, yang tersebut perlu mengonsumsi cukup karbohidrat untuk menggalang proses fisiologis mereka.
“Pada atlet wanita, diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang mana menyebabkan menstruasi tak teratur atau bahkan amenore — ketika menstruasi Anda berhenti total. Hal ini kemudian dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang, yang digunakan meningkatkan risiko patah tulang,” katanya.