Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the apt domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/duniadiet/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/duniadiet/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Sel-sel tubuh manusia mewarisi energi dari ibu
Majalah Dunia Diet & Berita Kesehatan
Diet  

Sel-sel tubuh manusia mewarisi energi dari ibu

Sel-sel tubuh manusia mewarisi energi dari ibu

Duniadiet.com – DKI Jakarta – Meskipun manusia mewarisi materi genetik dari kedua orang tua, namun gen ibu memegang kendali pada pewarisan energi pada sel-sel tubuh menurut hasil penelitian yang mana dipublikasikan pada jurnal Science Advances.

Sebagaimana dikutip oleh Medical Daily pada Jumat, para peneliti mendapati bahwa manusia mewarisi DNA di area di mitokondria, yang mana merupakan pabrik energi pada sel tubuh, dari ibu cuma sebab semua jejak genom mitokondria ayah hancur pada waktu sperma bergabung dengan sel telur.

Ketika proses ini gagal, mitokondria paternal akan masuk ke pada embrio yang digunakan sedang mengalami perkembangan lalu mengakibatkan kesulitan neurologis, perilaku, serta reproduksi.

Kelainan mitokondria adalah kondisi yang dimaksud mengganggu kemampuan tubuh untuk menghasilkan kembali energi kemudian memengaruhi satu dari 5.000 orang.

"Temuan ini memberikan wawasan baru yang dimaksud penting mengenai mengapa mitokondria paternal harus segera dihilangkan selama perkembangan awal," kata penulis senior hasil penelitian Ding Xue dalam siaran pers.

"Temuan ini juga menawarkan harapan baru untuk perawatan penyakit manusia yang digunakan kemungkinan besar disebabkan ketika proses ini terganggu," katanya.

Para peneliti melakukan penelitian pada C. elegans, cacing kecil yang dimaksud tembus cahaya, untuk memahami apa yang mana terjadi ketika mitokondria paternal bukan hancur sendiri.

Meskipun belaka mempunyai 1.000 sel, cacing ini memiliki sistem saraf, usus, otot, dan juga jaringan lain yang mirip dengan manusia.

Selama uji coba, para peneliti mencoba menghentikan proses eliminasi mitokondria paternal pada cacing kemudian berhasil menundanya sekitar 10 jam.

Penundaan ini menyebabkan penurunan signifikan adenosin trifosfat (ATP), molekul energi yang menggerakkan fungsi sel.

Pada akhir uji coba, cacing yang dimaksud bertahan hidup mengalami gangguan kognisi, penurunan aktivitas, dan juga kesulitan reproduksi.

Para peneliti mencoba mengobati cacing ini menggunakan MK-4, suatu bentuk vitamin K2 yang dikenal dikarenakan perannya pada kemampuan fisik tulang.

Menurut hasil penelitian, vitamin ini memulihkan kadar ATP ke normal pada embrio lalu membantu memperbaiki daya ingat dan juga kemampuan aktivitas kemudian reproduksi.

Temuan yang disebutkan masih harus dikonfirmasi dengan lebih lanjut berbagai penelitian. Namun, para peneliti berharap nantinya penanganan keluarga dengan riwayat kelainan mitokondria bisa semudah mengonsumsi Vitamin K2 sebelum lahir.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *