Duniadiet.com – DKI Jakarta – Pembatasan konsumsi gula sejak usia dini dapat membantu menurunkan risiko penyakit gula menurut hasil studi baru mengenai dampak kebugaran jangka panjang dari pembatasan konsumsi gula yang terjadi pada masa Perang Bumi II.
Menurut hasil penelitian yang tersebut dikutipkan di siaran Medical Daily pada Hari Jumat (1/11), pembatasan konsumsi gula pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan sampai ulang tahun kedua anak, dapat secara radikal menurunkan risiko diabetes mellitus serta hipertensi.
Hasil studi menunjukkan bahwa pembatasan asupan gula selama periode awal hidup dapat menghurangi risiko penyakit gula hingga 35 persen juga risiko hipertensi hingga 20 persen.
Temuan yang dimaksud diperoleh dengan mengevaluasi dampak kemampuan fisik jangka panjang dari pembatasan gula yang tersebut terjadi selama Perang Planet II.
Para peneliti menggunakan data terbaru dari UK Biobank yang mencakup riwayat medis, faktor genetik, juga gaya hidup untuk meneliti dampak pembatasan gula pada awal hidup terhadap kondisi tubuh orang dewasa pada merekan yang digunakan dikandung sebelum lalu setelahnya penjatahan gula pada masa pertempuran berakhir.
Dengan membandingkan kemampuan fisik orang dewasa yang dimaksud dikandung sebelum lalu pasca penjatahan gula masa perang berakhir menggunakan desain studi kejadian berdasarkan data UK Biobank, para peneliti mendapati penjatahan gula di tempat awal keberadaan mengempiskan risiko penyakit gula lalu hipertensi masing-masing sekitar 35 persen lalu 20 persen.
Menurut hasil penelitian, pembatasan konsumsi gula pada masa awal keberadaan juga menunda timbulnya hiperglikemia juga hipertensi masing-masing hingga empat lalu dua tahun.
Dalam publikasi hasil studi pada jurnal Science, mereka mencatat risiko kemampuan fisik kronis berkurang secara signifikan ketika ibu membatasi asupan gula merek selama kehamilan.
Namun, manfaatnya dapat meningkat lebih banyak sejumlah lagi ketika asupan gula anak setelahnya lahir dibatasi rata-rata tak lebih besar dari delapan sendok teh atau 40 gram per hari.
Tadeja Gracner selaku penulis hasil studi menyampaikan bahwa mempelajari efek jangka panjang konsumsi gula tambahan terhadap kebugaran merupakan tantangan.
"Sulit untuk menemukan situasi pada mana orang-orang secara acak terpapar pada lingkungan nutrisi yang dimaksud berbeda dalam awal hidup serta mengamatinya selama 50 hingga 60 tahun. Berakhirnya penjatahan memberi kita eksperimen alami baru untuk mengatasi kesulitan ini," katanya pada siaran pers.











